richard r q llbkdqazk unsplash 243e920b9731f31f6c7ef116949b3818 c977e1b97cdb9d88aa97cbd84bc93cdf 600x400 - Memiliki Harley Davidson, Hobi atau Simbol Status Sosial?

Memiliki Harley Davidson, Hobi atau Simbol Status Sosial?

Pemilikan atas barang eksklusif jadi langkah seorang memperlihatkan statusnya dalam masyarakat. Beberapa benda mahal jadi pertanda kelas sosial dalam pertemanan. Lingkaran persahabatan mereka terangkut.

Sosiolog dari Kampus Indonesia, Slot resmi gacor Rissalwan Habdy Lubis menjelaskan, orang kaya perlu seperti token atau lambang sebagai pertanda. Beberapa macam memiliki bentuk. Seperti berlibur ke luar negeri. Cuma beberapa orang berduit yang dapat lakukan tersebut. “Travelling atau healing. Saat dapat berpose di muka menara Eiffel misalkan, itu tokennya ia. Token dalam pertanda kutip icon, perolehan atau status,” katanya saat dikontak merdeka.com.

Wujud yang lain ialah pemilikan motor besar. Menurut Rissalwan, punyai Harley Davidson rasanya berlainan dengan motor biasa. Ada yang lebih sukai mempunyai senjata api. Sementara orang kaya yang lain lebih senang saat punyai kendaraan yang mempunyai plat dinas khusus TNI dan Polri.

Jadi ada beragam jenis langkah buat dia memperlihatkan ada pada status sosial tertentu,” tutur Rissalwan Slot resmi indonesia .

Pemilikan atas beberapa barang itu di lain sisi jadi ‘modal sosial’ si empu untuk memperlihatkan jika mereka ada dalam status sosial tertentu. Pemilik Harley Davidson, lanjut Rissalwan, umumnya berkomunitas, bergabung pada sebuah club.

“Saat ia bergerombol, lewat barisan itulah ingin memperlihatkan jika ia pada suatu posisi sosial tertentu,” katanya.

Orang kaya, kata Rissalwan, perlu pernyataan, khususnya dari kelompok mereka. Beli beberapa barang eksklusif dilaksanakan bukan lantaran keperluan atas peranan barang tersebut. Pada keadaan tertentu, kemauan mendapatkan pernyataan itu beralih menjadi persaingan sosial. Ada selalu usaha dan kemauan supaya mereka capai pucuk di dalam lingkungan persahabatan mereka.

Orang kan perlu pernyataan ya dari sama-sama orang kaya. Ia kan ingin terlihat lebih kaya dibanding lainnya. Dan itu nature, alami. Ada kompetisi karena manusia itu makhluk sosial yang bersaing ,” terangnya.

Dalam faktor lain, orang kaya perlu aktivitas yang memacu adrenalin. Di Amerika atau Eropa, beberapa orang kaya punyai hoby memburu. Sementara di Indonesia, beli Harley Davidson atau moge, jadi pendistribusian hoby dan meluaskan pertemanan.

Rissalwan menyebutkan, seorang petinggi atau pebisnis pasti mempertimbangkan apa faedahnya untuk ia dan profesi ia waktu tergabung dengan club moge. Siapa pun anggota dalam club tersebut. Apa lagi, di Indonesia, banyak pejabat negara dari sipil dan TNI/Polri yang menjadi ketua sampai pembimbing club moge.

“Semuanya orang berpikiran, masuk ke dalam situ akan membuat ia tersambungkan dengan jaringan lainnya dan kebutuhan yang semakin lebih besar . Maka ada pola politik kemungkinan ada di belakang masuk ke barisan tertentu yang memperlihatkan mereka punyai jati diri sosial ekonomi di atas rerata,” tuturnya.